Memiliki bintang peliharaan bisa menjadi sarana pelepas stress atau penambah stress (maksudnya penambah stress istri dirumah, sabtu minggu main binatang peliharaan, rumah berantakan). Bagi Saya permasalahan mempunyai binatang peliharaan adalah merawatnya, Ibu saya pernah bilang “kalau gak bisa merawat binatang mending dilepasin aja”. Beberapa waktu lalu Saya melihara burung, burung itu dikasih supir yang ditumpangin Mba saya ketika pulang kampung. Seekor Kutilang yang oleh orang rumah disebut Badut, karena katanya dipelihara sejak kecil burung tersebut sudah jinak. Ketika tinggal di Pos Pengumben, Jakarta, Saya lumayan rajin meliharanya, hampir setiap pagi dimandiin, bersihin kandang, maklum anak Saya yang masih kecil suka bermain didekatnya (lihat anak Saya curhat sama burung). Permasalahannya ketika Saya pindah ke Bojong Gede, lebih banyak waktu terbuang diperjalanan. Saya merasa tidak nyaman ketika tetangga berangkat kerja namun Saya masih sibuk mandiin burung atau bersihin kandang (berankat siang pak….), ketika pulang, burung itu sudah tidur. Kicauaan Badut hanya Saya dengar dihari Sabtu – Minggu, dalam catatan tidak ada agenda keluar rumah.
Sebelumnya saya pernah memelihara ikan di aquarium, maklumlah Zodiak saya berlambang kepiting jadi suka dengan yang berbau air. Memelihara ikan merupakan suatu hal yang menyenangkan, pulang kerja tengah malampun si Ikan belum tidur, setia menunggu kita (kalau ikanya tidur …langsung cepat dikubur/digoreng). Permasalahannya kalau melihara ikan jenis Koki misalnya, airnya gampang butek dan berbau amis, dan cepat bosan kalau melihara ikan pemakan daging (louhan, arwarna dll) umumnya hanya satu dan susah mencari makannya. Setiap minggu kita harus mengurasnya, kebayang kalau aquarium dilantai 2 yang susah akses air keluar-masuk. Mungkin yang saya butuhkan peliharaan adalah hewan yang bisa mengurus dirinya sendiri dan juga mengurus Saya (….wah kalau perempuaan peliharaan mah lebih repot ngurusnya…).
Beberapa waktu lalu saya melihat aquarium yang banyak tanaman-tanaman airnya (namanya aquascape), kelihatanya bagus sekali (maklum liat di tukang ikan). setelah ditanya-tanya bagaimana perawatanya ternyata awalanya saja agak sulit namun setelah lebih dari 2 minggu mudah tidak perlu menguras air hanya menambahkan air yang menguap dan memotong tanaman, “intinya adalah membuat ekosistem didalam aquarium” kata penjualnya. permasalahanya peralatannya lumayan mahal, tapi kata abanya “tenang loe bisa buat sendiri” (atau istilahnya DIY do it yourself) Wah ini yang saya suka enak dilihat ada ikanya, dan perwatanya mudah.
Berbekal aquarium 60x30x30 tidak terpakai dirumah dan berbagai artikel aquascape akhirnya Saya buat aquascape. Sebagai awal saya bikin aquascape secara serampangan, Sorenya saya beli peralatan (pasir malang di toko bunga, pasir putih silika, pasir bali, tanaman murah yang 10 ribu dapat 4 pot, pupuk aquagizi, batu fosil kecil, kayu, moss) sampai dirumah langsung saya set-up (dirancang bentuknya red). Mengikuti petunjuk artikel di internet dan penjual tanaman, Pertama-tama Saya bersihkan pasir-pasir, kemudian kasih pasir tipis didasar, kasih pupuk aquagizi, masukan kembali pasir malang, kasih pasir putih dan pasir bali. Pasir yang dibelakang lebih banyak daripada pasir didepan, sehingga menimbulkan efek tinggi (kata abang yang jual ikan). Sebagai hiasan tambahan saya masukan kapal mainan anak Saya. Karena anak Saya mau berpartisipasi, set up pertama saya buat secepatnya, prinsipnya harus jadi sebelum Maghrib. Besoknya beli ikan gupy dan ikan warna merah dan memasukan kedalam aquarium. Pada saat setup saya tidak memikirkan posisi selang untuk filter (maklum pakai filter dalam yang airnya dari pompa), posisi kapal mainan anak saya ternyata juga terlalu besar. Setup pertama sudah berjalan 2 bulan, tanaman seperti seledri sudah tumbuh menutupi aquarium, dan aquarium seperti hutan belantara.
Ketika melakukan hunting aquascape di internet saya melihat aquascape dengan air terjun, tanya-tanya toko aquascape langganan dikasih tau cara buatnya (berbeda dengan yang ada di internet, yakni dengan menggunakan pompa) dan dia menawarkan cetakan air terjun yang sudah jadi (tinggal pasang, seharga 100-150 ribu). Beberapa minggu lalu saya niatkan untuk setup kedua dengan memasang aquascape dengan air terjun buatan sendiri, sejak s
Sabtu sore beli peralatan, malam minggu mulai setup namun gagal karena peralatan kurang (gak ada sih toko aquascape yang buka 24 jam), minggu siang lanjut membuat airterjun tetapi sulit, sudah mendekati sore dan sudah lelah plus rumah berantakan (jangan ditanya pandangan orang rumah saat itu….sereeeem), akhirnya saya ganti tema aquascape yakni sungai di aquascape. Belajar dari pengalaman setup pertama, Saya perhatikan benar posisi filter dan pompa air.
Saat ini ketika pulang malam saya bisa menikmati aquascape yang sudah lumayan, pengennya diupgrade terus biar aquascapenya ada air terjunya sama pohonnnya. yah untuk 2-3 bulan kedepan dibiarkan seperti ini atau mencari aquarium yang agak lebih besar. Saya juga menginginkan ada efek pohon yang rimbun di aquascape saya, bila anda juga penggemar aquascape, mohon informasi, tips dan trick dalam beraquascape